sepotong dada panas terbelah dua
berbaring menyamping di atas pembaringan suci
membius hasrat nakal melalui aroma
JugA peNGAmaN transparan yang MEnutupi
sungguh Menggoda!
BERdirI
TepAt di Hadapannya ada akU
YANG kehiLangAn nafsu
karena masIh tergaNggu Kenangan mAsa LAlU
terduduk lalu menunduk
KetikA kaU memanggil namaku
mengajakku untuk mencicipimu
TerbAyang di matakU
akan masa depanmu
menJadI masa laluKu
mAafkAn aKU yang yang tak ingin menyentuhmu
ku tahu nikmat raSAmu
takkan pernah memuAskanku
seperTI dahulu
dada yang bukaN mIlikku
MASIH DAlam geNggamAnKu
ku perlakukAN SEsuka hatiku
bahkan pangkaL pahAnya
sempat ku jiLat dengan Ujung lidahku
sebelum MENYAtukan semuanYA deNGan tubuhku
nikmat
sungguh nikmat
dan aku terlena olehNYA
namun saat yang lain muncul
menyading dirinya yang telah kucaBIk-cabik dengan hAsRat nakalku
beradu di atas altar abu-abu
aku baru tersadar
dan seMua telah tERlambat
suatu kesatuan utuh
tElah Ku buAt rubuh
hanya karena keegoisanku
yang tak bisa menahan nafsu
takkan lagi ku ulangi itu
sebelum semua menjadi satu
apa lagi denganmu
yang masih tampak abu-abu
dan tak TAHU maSa laluku
ku namai
kEjadiaN ini
sebuah terageDI
ayam bakaR tanpa nasI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar