terlihat beberapa kertas usang berhamburan di sekitarmu
dan kau masih terdiam seperti itu
seperti kemarin...
kau hanya menoleh sesaat
lalu kembali menanti seseorang yang tak kunjung datang di hadapmu
lembar buku ini hampir habis untuk menulis puisi tak terbaca
dan puluhan kata maaf untukmu
berapa kertas lagi yang harus ku benturkan di pundakmu
agar kau tahu...
dan jika...
yang kau nanti hadir di hadapanmu itu adalah aku
kau akan menyesal
karena lembar terakhir yang menyapa pundakmu
tlah ku tuliskan sebuah kalimat
"esok aku akan pergi jauh darimu"
Senin, 31 Mei 2010
saat ia berkata bimbang
menambatkan rasa di hati keramat
tak ada kuasa menahan rindu teramat
sejarah suram menyulam malam
merah muda berkerudung hitam
siapa sangka ia khan meradang
dihujani luka silam seseorang
di mana jangkar khan tertanam
menjadi tempatnya bersemayam
di khayangan bersama dewi tak dewasa
atau di makam abadi sang pendosa
.... ia tetap yang ku cinta ....
tak ada kuasa menahan rindu teramat
sejarah suram menyulam malam
merah muda berkerudung hitam
siapa sangka ia khan meradang
dihujani luka silam seseorang
di mana jangkar khan tertanam
menjadi tempatnya bersemayam
di khayangan bersama dewi tak dewasa
atau di makam abadi sang pendosa
.... ia tetap yang ku cinta ....
Yang menanti, Sang kekasih
Yang menanti :
kini aku bagai anak elang
ditinggal ibu yang mencari makan dalam sarang
ku tahu ia pasti khan kembali
namun ku tak sanggup menahan perih ditinggal sendiri
hujaman beribu pedang takkan menyakiti
tepat! saat jarak telah menggores angka di hati
jangan memanggilku sang kekasih
jika hendak membunuh hati menahan pedih
cukup! letih merintih dalam sepi
tak usah hianati diri di ujung tepi
Sang kekasih :
kau ingat "filosofi elang" yang ku ceritakan?
bukan pada saat ia terlahir
tapi saat ia harus memilih
jangan kira aku tak sakit
menahan rindu yang melilit
ada pertarungan dalam diri
ketika ingin berucap "aku akan pergi"
jika kau memintaku untuk memilih
aku akan memilih
menjalani takdirku ini
dengan kau berada di sisi
kini aku bagai anak elang
ditinggal ibu yang mencari makan dalam sarang
ku tahu ia pasti khan kembali
namun ku tak sanggup menahan perih ditinggal sendiri
hujaman beribu pedang takkan menyakiti
tepat! saat jarak telah menggores angka di hati
jangan memanggilku sang kekasih
jika hendak membunuh hati menahan pedih
cukup! letih merintih dalam sepi
tak usah hianati diri di ujung tepi
Sang kekasih :
kau ingat "filosofi elang" yang ku ceritakan?
bukan pada saat ia terlahir
tapi saat ia harus memilih
jangan kira aku tak sakit
menahan rindu yang melilit
ada pertarungan dalam diri
ketika ingin berucap "aku akan pergi"
jika kau memintaku untuk memilih
aku akan memilih
menjalani takdirku ini
dengan kau berada di sisi
Senin, 24 Mei 2010
ajal yang indah
untuk kesekian kalinya
aku baru saja mengalami kematian
dengan cara yang sama, tapi rasa yang berbeda
sesosok makhluk halus telah menikamku
secara perlahan, tapi pasti
tepat pada bagian terlunak dalam diriku
sungguh menyiksa !
tapi, aku takkan pernah bisa membencinya
Kamis, 13 Mei 2010
Bunga di tepi jalan
kemarin kau menjadi simbol kecantikan
sebuah jembatan untuk menemui para dewa
tapi sekarang kau hanya sampah!
berserakan di pinggir jalan
terinjak tak dihiraukan
lalu mengalir bersama air comberan saat kau layu
kau layaknya rakyat kebanyakan!
bunga di tepi jalan
sebuah jembatan untuk menemui para dewa
tapi sekarang kau hanya sampah!
berserakan di pinggir jalan
terinjak tak dihiraukan
lalu mengalir bersama air comberan saat kau layu
kau layaknya rakyat kebanyakan!
bunga di tepi jalan
Langganan:
Postingan (Atom)